Pages

Monday, March 24, 2014

Emir Love Story! 36

"...Siapa deh nama lo? Gue lupa," tanya cowok itu.
"Gue Karin hehe. Ohiya, gue tau lo deh. Fi..." Karin berhenti mengucapkan kalimatnya, karena dia lupa siapa nama cowok yang ada di depannya.
"Fino hehe," Cowok itu melanjutkan ucapan Karin.
"Oh Fino toh," kata Karin singkat.
"Lo kenapa balik sendirian? Nggak sama Emir?" tanya Fino,
"Emir lagi rapat OSIS, tadi mau balik bareng Rena dia lagi ada tambahan jam di bimbel," ujar Karin menjelaskan.
Sesaat suasana menjadi hening.
"Lo mau balik bareng gue gak?" sepertinya Fino ingin mencoba membuka percakapan lagi, tapi Fino pun bingung kenapa sampai kalimat ajakan itu yang keluar dari mulut Fino.
***
"Lo mau balik bareng gue gak?"
Karin masih belum menjawab ajakan Fino. Bukan karena gengsi, tapi mana mungkin dia menerima ajakan orang yang baru ia kenal. 
"Eh sorry, gue gak bermaksud lancang tiba-tiba ngajak lo. Tapi gue kasian aja ngeliat cewek pulang sendirian..." ujar Fino, "tapi kalo lo gak mau gak apa-apa sih, gue gak maksa hehe" lanjutnya lagi.
"Uhm, yaudah deh gue bareng lo, tapi gak ngerepotin kan?" jawab Karin, akhirnya.
"Fine, gak apa-apa kok," 
Entah kenapa tiba-tiba tersungging senyum lebar Fino saat Karin menerima ajakannya, dan tiba-tiba saja dia melupakan sakit hati nya, karena Rachel.

Akhirnya mereka sampai ke rumah nya Karin.
"Thank you ya Fin, maaf nih kalo gue ngerepotin lo," ujar Karin
"It's okay,"
"Mau mampir dulu?" ajak Karin
"Nggak deh Rin, kapan-kapan aja" tolak Fino secara halus.
Fino langsung menancapkan gas, dan langsung pergi.
***
"Woi bro!" 
"Kampret lo Ka, dateng kesini nggak bilang-bilang gue" kata Fino sambil melempar bantal yang ada di sofa taman di perkarangan belakang rumah nya.
"Aneh lo, tumben-tumbenan gue ngeliat lo senyam senyum mainin gitar. Kesambet apaan lo?" tanya Raka, yang langsung duduk disebelah Fino.
"Kepo dah lo," jawab Fino santai.
"Lo tau gak? Cewek barunya satu kelas sama gue dong bro," terang Raka,
"terus dia manis bangetttt, gak nahan deh" lanjut Raka lagi. 
"Terus? Gue tadi nganterin dia balik biasa aja tuh," kata Fino santai.
"What? Seriusan lo?" Raka langsung membelakkan matanya,
"Alah lebay lo gitu doang" Fino membalas santai.
***
Bel di rumah kediaman keluarga Karin berbunyi sudah tiga kali. Malam ini Karin hanya sendiri di rumah, sehingga dia hanya berbaring di tempat ternyamannya, kasur. Dengan malas-malasan dia membukakan pintu untuk tamu yang datang malam itu.
"Assalamualaikum," kata tamu itu saat Karin mulai memutar knop pintu dari dalamnya.
"Waalaikumsalam" Karin kaget ketika melihat orang yang bertamu malam itu.
"Fino?"
"Maaf ya Rin, dateng malem-malem gini. Raka ngajakin ke rumah lo nih"ujar Fino sambil melirik ke arah Raka. Raka hanya melotot ke arah Fino.
Mereka terdiam agak lama sampai Raka menyenggol sikut Fino.
"Ohiyaa, kenalin ini Raka, sobat gue Rin"
Raka mengulurkan tangannya dan Karin pun menyambutnya dengan seulas senyum.
***
Mereka duduk di teras rumah Karin. Karen Karin ingat kalau tidak boleh membawa laki-laki ke dalam rumahnya, apalagi sampai dua laki-laki begini.

BRUMMM

Ah, akhirnya ayah dateng, batin Karin.
Karin langsung berlari ke depan untuk membukakan pagar rumahnya.
"Karinnn, gue bawain makanan kesukaan lo nih"
Karin menghentikan langkahnya saat mendengar suara orang yang ada di balik pagar ini. Emir.
"Lo ngapain deh kesini?" tanya Karin acuh,
"Yaampun, sate maranggi nya udah mau dingin yaudah deh gue balik aja. Bye" terdengar suara buny unlockedari mobilnya.
"Eitsss, bercanda doang. Ayo masuk mireee" kata Karin langsung mendorong tubuuh Emir memasuki perkarangan rumahnya.
"Makanan cepet dah lu" ledek Emir. Karin hanya senyum-senyum kecil.
Emir melihat ada motor yang terparkir di perkarangan rumahnya. Mungkin ada teman Ayah Karin yang datang, batin Emir.
***
"Woi Mir" 
Fino melirik kearah lambaian Raka. Emir?
"Gabung yokk mari kita gabung" Raka bersenandung kecil
"pea lo ka" celetuk Emir yang sudah memasuki beranda rumah Karin.
"Emm, gue ngambilin minum dulu ya buat lo semua" Karin langsung melesat menuju ke dalam rumah.
***
Karin menghentikan aktivitas membuat minum nya sesaat. Dia memperhatikan ketiga laki-laki yang mendatanginya malam ini. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba datang.Ah, semoga bukan hal yang buruk, batinnya.

Dia kembali menghampiri ketiga tamunya.Sebenarnya Karin bingung dengan kedatangan mereka bertiga secara bersamaan. Ah, maksudnya hanya Emir. Karin ingat, Finno hanya mengantar Raka kesini. Lalu?
Mereka masih sibuk dengan kesibukannya asing-masing, sampai salah satu diantaranya memecah keheningan.

"Ohiya, mumpung ada kalian bertiga gue boleh minta tolong sesuatu gak?" tanya Raka membuka selimut keheningan diantara mereka.
"tolong apa ka?" sahut Emir.
Karin melihat Fino masih sibuk dengan telepon genggamnya. Mungkin Raka sudah memberi tahu Fino terlebih dahulu.
"Ya, gue minta tolong lo bertiga jadi EO birthday party gue. Gimana? Ide bagus kan?" uar Raka sambil memberi selembaran kertas tentang tema yang akan dia pilih.

"Apa?!"teriak Emir dan Karin bersamaan. Mereka langsung menatap satu sama lain.
Fino yang tadinya sedang serius memainkan handphone nya, langsung mengalihkan pandangannya ke arah mereka.

"Duh jangan teriak dong, gimana nih?" tanya Raka lagi,
Fino langsung beranjak dari tempat dia duduk, dan bergabung kedalam obrolan. Dia membaca selembaran kertas yang tadi. Fino langsung mengulurkan tangannya, "Sip, gue ikut"

Emir dan Karin hanya menganggukan kepala mereka tanda mereka telah setuju.
***
Karin melangkah dari toko kue satu ke toko kue lain. Dia memang ditugaskan untuk mengatur konsumsi, lebih tepatnya dia sekarang baru mencari kue ulang tahun untuh Bithday Party Raka. Bukan pekerjaan yang mudah, untuk tema yang sulit.

Setelah berjam-jam pusing dengan berbagai banyak pilihan macam kue. Akhirnya, Karin mendapatkan kue yang sesuai dengan temanya. Semoga itu pilihan terbaiknya.
***
Huft, hujan. Emir terpaksa meneduh di emperan tokok di salah satu tempat percetakan. Dia tidak bisa menerobos derasnya hujan yang turun, jarak dari situ ke tempat parkir sangat jauh. Ah, untungnya udah dapat percetakan yang pas, pikir Emir. Emir menghembuskan nafas yang panjang. Setelah berputar-putar mencari percetakan, perut Emir yang kosong sudah berteriak-teriak meminta asupan gizi. Dia kembali memasuki toko itu dan berjalan menuju cafetaria. Coklat panas yang dia pesan akhirnya tiba. Dia menyeruput coklat panas dari cangkir nya sambil menikmati hujan yang bisa dia lihat di balkon dekat cafee itu. Pandangan dia terfokus kepada satu perempuan yang berdiri di balkon cafee sambil menatap hujan yang turun. 
***
Karin memastikan apakah hujan benar-benar turun atau tidak. Dia pergi ke arah balkon. Ah, ujan. Karin langsung mengobrak abrik tasnya, mencari barang yang dicari nya. Payungnya? Mana payungnya? Karin hampir putus asa karena tidak menemukan barang yang di carinya. dia melirik ke arah pergelangan tangan kirinya, melihat jam yang dipakainya. Sudah hampir malam, dia harus bergegas pulang karena nanti malam guru private nya akan datang malam ini. Dia masih memperhatikan hujan yang turun dari tempat berdiri. Dia masih menunggu hujan turun dengan gelisahnya, dia masih mondar mandir menunggu hujan yang masih lebatnya turun di sore itu.

Grappp

"Lo mau masuk angin?" sebuah jaket menyelimuti tubuh mungil Karin diikuti oleh suara yang membuat jantung Karin berpacu tidak karuan. Otak Karin mengingat sesuatu saat seperti hujan ini. Ya. Saat dia dan Emir masih di Singapore. Saat hujan juga, Karin tidak membawa payung.
Karin masih membeku di tempatnya....

***
YAAAAAKKK SELESAI. GAKDENG, BERSAMBUNGGGGG
GUE. GALAU. KAMPRET KAMPRETTT PAS NYELESAIIN YANG TERKAHIR

Emang cowok bullshit semua taehehehehehehheeeeeeeeeee
Ahsudahlahhh-_-
Ayok di commentttttt ;D







MINTA SARAN DONGGGGG. Pada setuu gak kalo gue ual stuff EMD kaya gini? More details&info nanti yaa ;D Commentnya dolooooo