Pages

Thursday, January 2, 2014

Emir Love Story! 34

"Karin! Bangun sayang" teriak Mama dari luar kamar. Karin masih sangat lelah untuk membuka matanya kali ini, apa ini efek tadi malam. Ya memang, tadi malam Karin menangis. Dia masih merindukan seseorang.
Karin kembali mencoba matanya perlahan membuka matanya/
"Iya, Ma" jawab Karin dengan suara parau,
"Mama tunggu kamu di bawah ya, kita sarapan bareng-bareng" kata Mama lagi. Tanpa membalas ucapan Mama, Karin pun langsung beranjak dari kasur nya dan langsung melangkah ke kamar mandi.
Sepertinya bukan hanya karena efek tadi malam, mungkin ini efek liburan di pulau beberapa waktu bersama Emir, batin Karin kali ini.
Karin pagi ini memang merasakan sangat lelah.

Seusai Karin merapihkan diri, dia pun langsun turun untuk sarapan.
"Are you okay, Karin?" tanya Ayah Karin, yang melihat putri nya seperti kurang sehat.
"I'm fine, yah" jawab Karin seadanya.

Terdengar suara ketukan pintu, "Ray, coba tolong kamu bukain pintu depan" pinta Mama,
"Aduh aku mager, Zee aja tuh yang udah mau selesai sarapannya" tolak Ray, sambil mengoleskan metega diatas roti yang baru dia ambil.
"Ray!" volume suara Ayah lebih keras dari sebelumnya,
"Udah, udah aku aja deh" Zee pun mengambil jalan tengah. Zee langsung beranjak dari kursi nya, dan membukakan pitu yang datang pagi itu.
Saat Zee membuka pintu rumahnya.
"Hah?"
***
"Hah?!" Zee tekejut dengan apa yang dilihatnya pagi itu.
"Hai, Zee?" kata lelaki yang di depannya,
"Kak Emir? Loh, ngapain pagi-pagi gin udah ke rumah? Pasti mau ketemu Kak Karin kan? Cie, ya kan?" lontaran kalimat terucap dari bibir mungil Zee. Lucu ya Kak Emir pagi-pagi gini udah sampe rumah cuma buat nemuin Kak Karin, batin Karin.

"Mah, Yah aku berangkat dulu ya" teriak Karin dari dalam rumah membuat kepala Emir melongok ke dalam rumah.
***
"Zee, aku...." kalimat yang ingin Karin ucapkan tercekat di tenggorokan karena dia telah melihat Emir yang sudah berdiri di depan pintu rumahnya.
"What are you doing here, mir? It's still morning okey. Dan gue mau berangkat sekolah" ujar Karin, ada sedikit nada penolakan di kalimat nya.
"Why? Kita bisa ke sekolah barengan kan? Lagian sekolah kita barengan kan?" sahut Emir dengan santai nya, "WHATTT?" teriak Karin.
"Iya, see? Our uniform? Sama kan?" Emir melirik ke arah Karin.

"Wah, ternyata nak Emir sudah datang" ujar Ayah Karin yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka,
"Lah? Ayah... min...ta Emir buat bareng sama aku?" tanya Karin tergagap, 
"Yaiyalah sayang, Om Budi juga minta biar kamu bareng sama Emir. So, why not?" kata Ayah santai.
"Om aku sama Karin berangkat duluan ya, takut telat" dan HAP. Tangan Emir sudah melingkar sempurna di pergelangan tangan Karin.
"Ta..tapi Yah?" Karin kembali tergagap, 
"Assalamualaikum Om, tante" kata Emir memberi salam,
"Yaudah Yah, Mah Aku berangkat dulu ya" Karin pun menyusul untuk memberi salam, dan pergi mengikuti Emir ke motor nya
Oh shit men, batin Karin.
***

"Revooo" teriakan Vania memecah keheningan lorong sekolah di pagi itu,
"wetsehh ini anak,, ono opo toh Van?" tanya Revo
"lo ngeliat Kak Emir gak?" tanya Vania dengan mata yang agak melesu. Mendengar pertanyaan Vania, hati Revo seperti di sayat. "Nggak Van, kenapa?" tanya Revo kembali tapi ada sesuatu yang mengganjal di nada suaranya.
"Ya, tumben aja dia belum dateng" kata Vania sambil menunduk.
Tak lama ada suara motor yang masuk ke halaman parkir sekolah mereka, Vania langsung meihat dari atas balkon sekolah.
"Van, lo kenapa deh?" teriak Revo sambil mengikuti arah pandangan Vani,
"Ohh, your prince charming toh" lanjut Revo. But... What? Sama siapa itu si Emir? Revo bertanya-tanya dalam hatinya.
Dia melihat sekilas ke arah Vania. O-oh, air mata Vania sudah berada di ujung.
"Van? Are you okay?" tanya Revo pelan, dia takut pertanyaan yang dia keluarkan malah membuat Vania makin sedih.
"Van?" panggil Revo sekali lagi,
"Oh, iya? Gue gak apa-apa kok Vo," kata Vania sambil berusaha tersenyum. Palsu.

***
"Mir?" panggil karin, "ya?" sahut Emir sambil mengalihkan pandangannya ke Karin.
"Program sekolah kita buat semester ini apa? Maksudnya sebelum kita UN gitu " tanya Karin lagi, 
"Ohh, for this semester ya, kita ada studytour gitu 3 hari di Bandung but kita bener-bener full disana, terus pastinya sih ada pendalaman materi gitu, sama photoshoot buat year book" kata Emir menjelaskan apa yang akan dilakukan mereka di semester ini. "Oh i see" sahut Karin.
Mereka menyusuri lorong sekolah mereka, dan Emir mengantarkan Karin ke ruang tata usaha. 
"Rin, gue tinggal gapapa kan?" tanya Emir, "Iya mir, woles aja" Karin pun memasuki ruangan tata usaha.
***
"Woi Bro!" teriak Raka ke Fino, "kenapa dah lo?" tanya Fino dengan santai nya sambil memakan sepiring siomay yang ada di hadapannya.
"Lo tau gak?" tanya Raka lagi, 
"nggak lah, lo aja belum ngasih tau gue" Fino masih sibuk dengan siomay di piringnya nya yang masih penuh.
"Ada murid baru, cewek, manis, dari singapore bro, tapi ori Indonesia sih" ujar Raka panjang lebar sambil mengelilingi meja Fino,
"yaelah, cewek aja lo cepet banget" sahut Fino santai.
"lo kan juga demen cewek Fin," ujar Raka santai, 
"yaiyalah, masa gue demen sama lo. Dih jijk abis" kata Fino sambil menyuap siomay terakhirnya. 
"Lo kenapa sih bro? Masih galau gara-gara putus sama Rachel?" tanya Raka dengan nada yang lebih serius.
Fino hanya mengangkat kedua bahunya dan langsung pergi. 
Mending gue ke perpustakaan aja lah, batinnya.
***

YAKKKK BERSAMBUNGGGG AHAHAHAHAHH :D
Terimakasih untuk para readers setiakuuuu{}
ILOPYUPULLLL:*
Doain yaa semoga ada waktu buat lanjut lagiii!! Bentar lagi gue kelarin dehhhhh
Comment nya jangan lupa di tinggalin:p

2 comments:

  1. akhirnya lo ngepost els lagi kak=)) lanjut yaaaa ({}) :*

    ReplyDelete
  2. lnjutttttt :D

    ReplyDelete